Template Information

Home » » PROPOSAL SEMINAR METODE TTW

PROPOSAL SEMINAR METODE TTW


PROPOSAL
PENERAPAN METODE  THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KREATIF PADA  KONSEP ZAT ADITIF MAKANAN
Pada  penelitian kelas terhadap siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Banjarwangi




Disusun  oleh:
Moh. Wildan Rahmat B Y
208204126




PROGRAM STUDI  PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTASTARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSANPENDIDIKAN  KIMIA
UNIVERSITAS ISLAM  NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011

PENERAPAN METODE THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KREATIF PADA  KONSEP ZAT ADITIF MAKANAN

I.         Latar Belakang Masalah
            Menurut ..... (dalam Syah, 2004: 10) Pendidikan  dapat diartikan sebagai sebuah  proses dengan metode-metode tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara  bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan
            Mengacu pada system pendidikan  nasional (undang-undang No. 20 tahun2003), dinyatakan bahwa pendidikan  adalah  usaha sadar dan terencana untuk  mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar  peserta didik secara  aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta  keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Sanjaya, 2006).
            Dengan adanya pendidikan, kita dapat belajar. menurut Gage (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu  organism berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
            Menurut sudjana (2008: 28), belajar bukan menghafal dan bukan menghafal dan   bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorag. Perubahan sebagai suatu proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk  seperti berubah pengetahuannya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya  reaksinya, daya penerimaanya dan lain–lain pada individu.
            Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mencoba memunculkan segala kompetensi yang dimilki oelh siswa seperti aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Dengan system ini siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar mengajar. 
            Ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami materi ini dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Lewat kimia kita mengenal komposisi zat dan penggunaan bahan-bahan tak bersenyawa,baik alamiah maupun buatan dan mengenal proses-proses penting dalam benda hidup, termasuk tubuh kita sendiri. Perspektif kimiawi dapat dikembangkan lewat pengamatan eksperimen kita sendiri.
            Kimia merupakan mata pelajaran yang sulit bagisebagian besar siswa karena dapat bersifat abstrak (Carr, 1984: 97). Penelitian telah menunjukan bahwa siswa menemukan dalam memahami konsep-konsep dalam topic kimia (Grnett dan Kackling, 1995).
            Seperti halnya pada materi zat aditif makanan. Pada konsep ini siswa dituntut untuk menguasai berbagai konsep, diantaran ya konsep tentang  bahan  pewarna, bahan pemanis, bahan penagwet, bahan penyedap, antioksidan dan penambahan nitrisi, sringkali siswa mengalami kesulitan dalam konsep-konsep tersebut dikarenakan konsep-konsepnya meluas ada dalam kehidupan.
            Secara garis besar, berfikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Sesuai dengan pendapat Nickerson (1985) yang mengemukakan  bahwa  keterampilan berfikir selalu berkembang dan dapat dipelajari.
            Proses berfikir kompleks dikenal sebagai proses berfikir tingkat tinggi. Costa (1985) berpendapat  bahwa proses berfikir kompleks meliputi empat kelompok, yakni pemecahan masalah, pembuatan keputusan, berfikir kritis dan berfikir kreatif.
            Menurut Ernis (2003: 23) keterampilan berfikir kritis adalah keterampilan berfikir yang lebih ditekankan pada kecakapan siswa melalui tahapan yang terdiri dari lima indicator umum.
            Roseseau (dalam Ibrahim & Sukmadinata, 1993: 10) menyatakan bahwa siswa memiliki potensi atau kemampuan yang terpendam, antara lain berupa potensi berfikir, berkemauan, berperasaan, mencari dan menemukan fasilitas belajar yang menarik sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya. Maka dari itu guru harus mengkaji keterampilan berfikir kritis siswa. Dalam pembelajaran siswa dituntut untuk  berperan aktif seperti  bertanya, menjawab  pertanyaan, memecahkan masalah, dan lain-lain. Dalam hal ini seorang pendidik berperan sebagai pembimbing, motivator, fasilitator. Sehingga pendidik harus menggunakan metode pembelajaran yang cocok pada setiap pembelajaran.
            Salah satu strategi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan siswa adalah metode THINK-TALK-WRITE (TTW) yang merupakan segala bentuk belajar yang langsung mengahadapkan siswa dengan sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan yang bertalian  dengan itu. Jadi bukan dengan cara konvensional dimana guru menyampaikan bahan pelajaran pada siswa, tetapi setiap komponen yang dapat memberikan informasi seperti perpustakaan, kebun, dan guru bukan merupakan sember belajar satu-satunya.

II.                Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah datlam penelitian ini adalah “ Apakah implementasi metode pembelajaran THINK-TALK-WRITE (TTW) dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa pada konsep zat aditif makanan”
Rumusan masalah diatas dapat diperinci sebagai berikut :
1.         Bagaimana proses pembelajaran menggun akan metode THINK-TALK-WRITE pada konsep zat aditif makanan untuk meningkatkan keterampilan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banjarwangi?
2.         Bagaimana hasil belajar siswa terhadap peningkatan keterampilan berfikir kreatif melalui THINK-TALK-WRITE pada konsep zat aditif makanan di kelas VIII SMP Negeri 1 Banjarwangi?
3.         Bagaimana tahapan siswa terhadap peningkatan keterampilan berfikir kreatif melalui THINK-TALK-WRITE pada konsep zat aditif makanan di kelas VIII SMP  Negeri 1 Banjarwangi?
III.        Tujuan Penelitian
            Secara umum, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.         Memperoleh gambaran tentang proses pembelajaran dengan menggunakan metode THINK-TALK-WRITE pada konsep zat aditif makanan dalam meningkatkan  keterampilan berfikir kreatif siswa kelas VIII SMP 1 Banjarwangi
2.         Memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa terhadap peningkatan keterampian berfikir kreatif melalui THINK-TALK-WRITE pada konsep zat aditif makanan.
3.         Mengetahui tanggapan siswa terhadap peningkatan keterampilan berfikir kreatif melalui THINK-TALK-WRITE pada konsep zat aditif makanan.
IV.             Manfaat Penelitian
            Manfaat penelitian ini adalah:
1.        Sebagai bahan masukan bagi para guru kimia dalam menggunakan metode pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan berfikir siswa.
2.        Penggunaan THINK-TALK-WRITE dapat membantu mengembangkan keterampilan berfikir kreatif siswa dan memotivasi agar dapat meningkatkan proses pembelajaran secara aktif.
3.         Sebagai  bahan rujukan yang bergua bagi penelitian-penelitian lainnya yang bersangkutan dengan judul ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Contact Us !

konten

Tracking

Custumer Support

Product :

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Pengikut

Cari Blog Ini