KECAP
Disusun
pada tanggal 8 November 2011
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Koloid
di
Prodi Pendidikan Kimia semester 7
Dibimbing
oleh Dr.
Siti Suryaningsih, M.Si
Oleh:
Rizki Maulana Akbar
NIM: 208204135
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011 M/1432 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan. Dan shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas pada mata
kuliah Kimia Koloid dengan judul “Kecap”.
Terima kasih disampaikan kepada Ibu Dr. Siti Suryaningsih, M.Si selaku
dosen mata kuliah Kimia Koloid yang telah membimbing dan memberikan kuliah
kepada kami dengan sangat sabar dan baik.
Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat agar dapat memenuhi
tugas mata kuliah Kimia Koloid.
Bandung,
10 November 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kecap
B.
Proses dan Bahan-Bahan Pembuatan Kecap
C. Pembahasan
D.
Identifikasi Bahaya, Dampak (Keselamatan,
Kesehatan, dan Lingkungan), dan Pengendalian pada proses industri Kecap
E. Manfaat Kecap
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kecap adalah cairan hasil fermentasi bahan nabati atau hewani
berprotein tinggi di dalam larutan garam. Kecap berwarna coklat tua, berbau
khas, rasa asin dan dapat mempersedap rasa masakan. Bahan baku kecap adalah
kedelai atau ikan rucah. Yang paling banyak diolah menjadi kecap adalah
kedelai. Mula-mula kedelai difermentasi oleh kapang (aspergillus sp dan
Rhizopus sp) menjadi semacam tempe kedelai,
kemudian “tempe” ini
dikeringkan dan direndam
di dalam larutan garam. Garam merupakan senyawa yang selektif terhadap
pertumbuhan mikroba. Hanya mikroba tahan garam saja yang tumbuh pada rendaman
kedelai tersebut. Mikroba yang tumbuh pada rendaman kedelai pada umumnya dari
jenis khamir dan bakteri tahan garam, seperti Zygosaccharomyces (khamir) dan
Lactobacillus (bakteri). Mikroba
ini merombak protein
menjadi asam-asam amino dan komponen rasa dan aroma, serta menghasilkan
asam. Fermentasi tersebut terjadi jika kadar garam cukup tinggi, yaitu antara
15 sampai 20%.
B
. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud kecap?
2. Apa
saja kandungan dari kecap?
3. Bagaimana
proses produksi dari kecap sehingga di dapat hasil yang berkualitas dan
berkuantitas ?
4. Bagaimana
cara mengolah limbah yang dihasilkan dari proses industri tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui sumber dan
kandungan dari kecap
2. Untuk
mengetahui proses pengolahan industri kecap yang berkualitas.
3. Untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan dari industri tersebut terhadap
kesehatan manusia.
4. Untuk
mengetahui teknik pengendalian pencemaran industri kecap
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kecap
Kacang-kacangan dan
biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa
dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang
sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam
proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti
wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam
amino tersebut.
Kacang-kacangan dan
umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu
dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil
olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman
seperti bubuk dan susu kedelai.
Kedelai mengandung protein 35
% bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %.
Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan
segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi,
hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau
tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein
sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14
gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap,
susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada
umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup
dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling,
dan cetakan.
Kecap adalah bumbu dapur atau penyedap makanan
yang berupa cairan berwarna hitam yang rasanya manis atau asin. Bahan dasar
pembuatan kecap umumnya adalah kedelai atau kedelai hitam. Namun adapula kecap
yang dibuat dari bahan dasar air kelapa yang umumnya berasa asin. Kecap manis
biasanya kental dan terbuat dari kedelai, sementara
kecap asin lebih cair dan terbuat dari kedelai dengan
komposisi garam yang lebih banyak, atau bahkan ikan laut. Selain berbahan dasar kedelai atau
kedelai hitam bahkan air kelapa, kecap juga dapat dibuat dari ampas padat dari
pembuatan tahu.
Tabel 1. Komposisi zat gizi kecap kedelai
dalam 100 gram
N0
|
Zat gizi
|
Kecap
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
Energi
Air
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Abu
Kalsium
Besi
Vitamin B1
Vitamin B2
|
86
kalori
57,4
gram
5,5
gram
0,6
gram
15,1
gram
0,6
gram
21,4
gram
85
mg
4,4
mg
0,04
mg
0,17
mg
|
Sumber: direktorat Gizi Dep. Kesehatan
RI
Kecap termasuk bumbu makanan berbentuk cair, berwarna coklat kehitaman,
serta memiliki rasa dan aroma yang khas.
Tabel
2. Komposisi asam amino kecap kedelai (mg/gram nitrogen total)
No
|
Asam
amino
|
Kecap
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
|
Nitrogen
Isolensin
Leusin
Lisin
Metionin
Sistin
Fenilalanin
Treonin
Triftofan
Valin
Arganin
Histidin
Alanin
Asam asportat
Asam glutamate
Glisin
Prolin
Serin
|
0,92
270
430
350
49
57
210
190
30
290
110
54
290
480
1.260
260
520
410
|
Sumber: Direktorat Gizi Dep. Kesehatan RI
1.
Bahan Baku Kecap
Jenis kedelai dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu : kedelai kuning,
kedelai hitam’ kedelai hijau, kedelai coklat. Jenis-jenis kedelai
tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:
·
Kedelai kuning adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna kuning, putih
atau hijau, yang bila dipotong melintang memperlihatkan warna kuning pada
irisan keping bijinya.
·
Kedelai hitam adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna hitam.
Kedelai hitam inilah yang biasanya dijadikan kecap.
·
Kedelai hijaua dalah kedelai yang kulit bijinya berwarna hijau yang bila
dipotong melintang memperlihatkan warna hijau pada irisan keping bijinya.
·
Kedelai coklat adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna coklat.
a. Biji kedelai
Bentuk biji kedelai bergantung kultivarnya, dapat berbentuk
bulat, agak gepeng, dan sebagian bulat telur. Sedangkan besar dan bobotnya
dibedakan menjadi tiga, yakni :
· Kedelai berbiji
besar, bila bobot setiap 100 bijilebih dari 300 gr.
· Kedelai berbiji sedang, bila bobot setiap 100 biji antara 11-13 gr.
· Kedelai berbiji kecil, bila bobot setiap 100 biji antara 7-11 gr.
b. Syarat Mutu
· Syarat Umum
- Bebas dari sisa tanaman (kulit polong, potongan
batang dan ranting), batu, kerikil, tanah, atau biji-bijian
tanaman lainnya.
- Biji kedelai tidakgan hama dan
penyakit.
- Biji kedelai tidak memar atau
rusak .
- Kulit biji tidak keriput.
· Syarat Pokok
Tingkat mutu kedelai dapat dikategorikan menjadi tiga, yakni; mutu I,
Mutu II, mutu III (Tabel 3).
Tabel 3. Syarat pokok mutu kedelai
NO
|
Kriteria
|
Mutu I
|
Mutu II
|
Mutu III
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Kadar air Maks (% b/b)
Kotoran maks (% bobot )
Butir rusak (% bobot)
Butir keriput (% bobot)
Butir belah (% bobot)
Butir warna lain (% bobot)
|
13
1
2
0
1
0
|
14
2
3
5
3
5
|
16
5
5
8
5
10
|
Sumber: SK Mentan No.
501/Kpts/TP.830/8/1984
2. Pengelolaan Limbah
Hasil dari suatu produksi menghasilkan limbah sehingga perlu dilakukan
pengolahan. Pengelolaan limbah industri pangan (cair, padat dan gas) diperlukan
untuk meningkatkan pencapaian tujuan pengelolaan limbah (pemenuhan peraturan
pemerintah), serta untuk meningkatkan efisiensi pemakain sumber daya. Secara
umum, pengelolaan limbah merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi (reduction),
pengumpulan (collection), penyimpangan (storage), pengangkutan (transportation),
pemanfaatan (reuse, recycling), pengolahan (treatment), dan/ atau
penimbunan (disposal Timbulnya limbah dan industri pangan, baik-limbah
cair, padat maupun gas, tidak dapat dihindari seratus persen. Setelah dilakukan
usaha-usaha minimisasi melalui modifikasi proses maupun pemanfaatan (dengan
prinsip produksi bersih), langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah
pengolahan/penanganan limbah tersebut untuk menghindari pencemaran lingkungan.
Kriteria utama pengolahan limbah pada umumnya adalah pemenuhan baku mutu yang
berlaku dengan biaya minimum.
Berikut diuraikan teknik pengolahan limbah industri pangan skala kecil,
meliputi pengolahan limbah cair, limbah padat dan limbah gas. Limbah cair
industri pangan merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan. Jumlah
dan karakteristik air limbah industri bervariasi menurut jenis
industrinya. Limbah padat industri pangan terutama terdiri dari bahan bahan
organik seperti karbohidrat, protein, lemak, serat kasar dan air. Bahan-bahan
ini mudah terdegradasi secara biologis dan menyebabkan pencemaran lingkungan,
terutama menimbulkan bau busuk. Salah satu limbah yang dapat diolah dan
dimanfaatkat yaitu limbah dari pembuatan kecap. Alternatifnya yaitu dengan cara
pemanfaatan limbah tersebut menjadi lebih bermanfaat dan menambah nilai
ekonomis.
B. Proses Pembuatan Kecap Kedelai
1. Alat dan Bahan
Alat:
· Tampah
· Kompor
· Panci
· Kain saring
· Botol
· Sendok
· Basom
· Pengaduk
|
Bahan:
· Kedelai hitam
· Air
·
Bumbu (daun
saalm, daun jeruk. Engkuaskemiri, wijen)
· Garam
· Jamur (laru)
|
2. Prosedur pembuatan kecap kedelai
a. Penyortiran
Menyiapkan biji kedelai hitam yang tua. Bebas dari sisa tanaman batu,
kerikil, tanah, biji kedelai tidak luka, bebas serangan hama dan penykit, tidak
memar atau rusak, kulit biji tidak keriput. Caranya biji kedelai diletekan pada
tampah kemudian di tampi.
b. Pencucian
Setelah
disortir, kedelai dicuci dengan air bersih. Tujuannya agar kotoran – kotoran yang
masih melekat atau tercampur dapat hilang.
c. Perebusan
Perebusan
dilakukan selama 2 jam. Caranya biji kedelai dimasukan ke dalam panci
kemudian direbus dengan kompor. Banyaknya air dalam perebusan sampai terendam
atau sekitar 2,5 kali volume bahan. Tujuannya agar mendapatkan biji kedelai
yang lunak dan kulitnya mudah dikupas.
d. Penirisan
Penirisan
dilakukan dengan menggunakan kalo selama 0,5 – 1 jam sampai kedelai
dingin.
e. Penjamuran
Setelah kedelai
dingin dilakukan penjamuran menggunakan laru kecap dengan perbandingan 1 kg
bahan membutuhkan 1 gram laru jenis Rhizopus. Sp.
f. Penggaraman
Biji kedelai
yang telah berjamur dimasukan dalam larutan garam 20 %. Maksudnya mencampur 200
gram garam kedalam air 1 liter. Sebagai patokan untuk 1 kg bahan membutuhkan 4
liter larutan garam 20 %.
g. Penyaringan I
Selanjutnya
dilakukn penyaringan dengan menggunakan kalo. Hasil utamanya berupa
filtrat, sedangkan hasil sampingnya berupa ampas.
h. Perebusan II
Sebelum
direbus, kedalam filtrat ditambahkan gula kelapa yang dicairkan, bumbu-bumbu
penyedap dan air bersih. Sebagi patokan untuk 1 liter filtrat membutuhkan
2 kg gula kelapa yang telah dicairkan atau larutkan dalam 0,5 liter air.
i.
Penyaringan II
Selanjutnya
dilakukan penyaringan II dengan menggunakan kain penyaring.
j. Pembotolan
Pembotolan dengan menggunakan botol yang bersih. Kemudian cairan kecap
dimasukan ke dalam botol dan di tutup rapat.
Catatan :
1)
Pemberian jamur
harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, agar
2)
tidak
menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh.
3)
Setelah direbus
dan ditiriskan, kedelai harus didinginkan dengan sempurna.
4)
Bila tidak,
jamur yang ditebarkan diatasnya akan mati.
5)
Bahan baku
untuk pembuatan kecap, selain dari kacang kedelai dapat juga
6)
dari biji
kecipir, dengan proses pembuatan yang sama.
C. Pembahasan
Pada proses pembuatan kecap ada
langkah -langkah yang perlu dipersiapkan terutama penyiapan bahan-bahan dan
peralatan yang dibutuhkan termasuk bahan baku adalah kedelai dan bahan
pembantu yaitu jamur, gula kelapa, garam, garam, bumbu, air. Pada
dasarnya cara membuat kecap kedelai terdiri dari empat tahapan besar yaitu
perebusan biji kedelai yang telah disortir penjamuran atau fermentasi ,
penggaraman dan perebusan akhir. Proses pembuatan kecap tahap pertama yaitu
penyortiran yang bertujuan agar memperoleh memeperoleh produk kecap
kedelai yang berkualitas prima, caranya biji kedelai diletakan pada tampah
kemudian ditampi serta dibuang ranting,pasir, batu dan benda asing lainnya.
Tahap selanjutnya biji kedelai
dilakukan pencucian atau dibilas dengan air bersih, alangkah baiknya
menggunakan air yang mengalir, Tujuan dari pencucian ini adalag untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang masih melekat atau tercampur dengan biji
kedelai. Kemudian dilakukan tahap perebusan I yang berlangsung selama 2 jam
atau sampai biji kedelai lunak, caranya biji kedelai dmasukan ke dalam panci
dan direbus dengan kompor atau alat lain, Banyaknya air yang digunakan dari 100
kg kedelai hitam yaitu 500 liter air bersih atau dengan pedoman seluruh biji
kedelai dapat terendam, maka akan menghasikan air kotor sebanyak 200
liter. Dari perebusan ini mendapatkan biji biji kedelai yang lunak dan kulitnya
mudah dikupas. Selanjutnya dilakukan penirisan, biji kedelai dipindahkan
ketempat peniris atau menggunakan kalo, selanjutnya didinginkan sekitar 0,5-
1 jam sampai keadaan kedelai dingin.
Kemudian tahap selanjutnya yaitu
penjamuran. Setelah kedelai dingin dilakkukan
penjamuran. Jangan melakukan penjamuran jika keaadn kedelai belum dingin, sebab
bibit jamur yang diberikan dapat mati apabila kedaan masih panas. Jamur yang
digunakan menggunakan jamur kecap. Apabila tidak ada dapat menggunakan jamur
tempe. Tahap panjamuran ini mennetukan berhasil tidaknya membuat kecap kedelai
sebab kecap ini dihasilkan dari kedelai yang diolah secara permentasi dengan
menggunakan jenis Rhizopus sp. JaMur ini diperoleh dari laru, dari 100
kg kedelai hitam kering menggunakan larut 100 gram. Cara penjamuran, laru
diusapkan atau dicampur dan diadk bersama kedelai secara merata, kemudian
diangin-anginkan sebentar dan disimpan sekitar 4 – 5 hari. Pada akhir
penejmuran ini nampak biji kedelai sudah ditumbhi jamur berwarna putih secara
merata (untuk jamur tempe) atau berwarna kehijau-hijaun (untuk jamur kecap).
Tahapan selanjutnya yaitu
penggaraman. Biji kedelai yang telah berjamur dimasukkan ke dalam larutan
garam, yaitu dalam 800 kg kedelai yang telah direbus ditambahkan 80 kg garam +
400 liter air. Rendaman dalam larutan garam ni berlangsng ± 1 bulan. Selama
proses penggaraman dijemur dipanas matahari sambil diaduk-aduk. Selanjurnya
yaitu penyaringan I, setelah proses penggaraman kemduian di saring menggunakan
kalo hasil utama penyaringan ini berupa filltrat sedangkan hasil samping berupa
ampas kedelai yang rasanya sangat asin. Kedalai ampas ini yang dapat
dimanfatkan sebagai pakan ternak, pupuk organik, atau dapat dijadikan
lauk-pauk.
Tahap berikutnya perebusan II,
sebelum direbus kedalam filtrat perlu ditambahkan gula kelapa yanng di cairkan,
bumbu-bumbu penyedap dan air bersih untuk 1 liter filtrat membutuhkan 2 kg gula
kelapa yang telah dicairkan atau dilarutkan dalam 0,5 liter air. Sedangkan
kebutuhan bumbu penyedap tergantung selera, misalnya dau sereh, daun salam,
daun jeruk, lengkuas kemiri, bawang putih, biji adas, wijen semuanya dimasukan
kecuali daun salam dan sereh disangrai terlebih dahulu, kemudian digiling halus
dan dimasukan kedalam filtrat. Perlu juga ditambah air bersih dengan
perbandingan 1:1 antara air bersih dengan filtrat .
Perebusan dapat dihentikan
apabola sudah tidak terbentuk buih-buih.Tahapan selanjutnya yaitu penyaringan
II, dengan menggunakan kain saring tujuanya untuk mendapatkan kecap yang bersih
dari kotoran.Kemudian tahap pembotolan, botol-botol yang akan digunakan harus
dicuci bersih atau di sterilisasi terlebih dahulu. Kemudian cairan kecap
dimasukan kedalam botol dan ditutup rapat. Dari proses pembutan kecap ada
limbah yang di hasilkan sehiga perlu dilakukan penagan an agar lebih bermanfaat
dan menambah nilai ekonomis serta tidak mencemari lingkungan.Dibawah ini adalah
diagram alir proses pembuatan kecap, jumlah bahan , serta jumlah limbah yang
dihasilkan.
D. Penanganan
limbah
Produk buangan dari produksi kecap berupa limbah padat yang berupa ampas
kedelai dan bumbu serta campuran semi kecap, sedangkan limbah cair berupa air
buangan sisa pencucuian alat/mesin produksi dan air sisa rebusan kedelai.
Limbah cair yang dihasilkan apabila di buang diharapkan memenuhi
persyaratran untuk dibuang ke lingkungan. Beberapa tahap yang dilakukan dalam
pengolahan limbah supaya tidak mencemari lingkungan adalah :
1. Koagulasi
Proses koagulasi adalah proses pemberian koagulan (contoh: Tawas, PAC)
dengan maksud mengurangi gaya tolak-menolak antar partikel koloid sehingga
partikel koloid bisa bergabung menjadi flok-flok kecil.
2. Flokulasi
Proses pemberian flokulan dengan maksud menggabungkan flok-flok kecil yang
telah terbentuk pada proses sebelumnya sehingga menjadi besar dan mudah untuk
diendapkan. Dalam proses flokulasi mengalami pengadukan lambat memberikan
kesempatan flok-flok kecil menjadi semakin besar dan mencegah pecahnya kembali
flok-flok yang telah terbentuk.
3. Kolam Biologis
Kolam ini digunakan untuk mengencerkan hasil saringan air setelah mengalami
proses koagulasi dan flokulasi. Setelah melalui kolam biologis, air dibuang ke
saluran air/lingkungan. Industri telah memastikan bahwa air limbah buangan aman
bagi lingkungan sekitar, dan sampai sekarang tidak ada keluihan warga sekitar
mengenai aktivitas industri tersebut.
Sedangkan
apabila dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair, harus ada perlakuan khusus,
dibawah ini adalah diagram pembuatan pupuk organik cair :
E. Pembuatan
pupuk organik cair
Dari 100 kg kedelai hitam kering, menghasilkan air limbah kotor dari bekas
perendaman dan rebusan kedelai sebanyak 499 liter air kotor berasal dari bekas
pencucian dan 200 liter air kotor bekas air rebusan, jadi keseluruhan 699
liter. Langkah –langkah dalam pembuatan limbah cair tersebut adalah menyiapkan
wadah seperti drum, kemudian masukan rumput hijau kedakam drum tersebut,
selanjutnya masukan rumput hijau dan air kotor bekas pencucian serta air kotor
bekas rebusan kedelai hingga rumput terendam seluruhnya. Selanjutnya tambahkan
EM4(2 cc/liter) dari jumlah air, diaduk hingga merata, kemudian tutup dan
biarkan selama 7-14 hari. Tahap selanjutnya dilakukan penyaringan yang bertujuan
untuk mendapatkan pupuk organik cair yang jernih. Kemudian dikemas dalam botol
dan siap untuk digunakan. Pupuk ini digunakan untuk tanaman buah agar
tumbuh maksimal karena didalam mengandung unsur-unsur yang dirombak. EM4 adalah kultur campuran dari organisme mikro yang terdiri dari bakteri Lactobacillus, Actinomyces, Streptomyces, ragi jamur dan
bakteri fotosintetik yang bekerja saling menunjang
dalam proses dekomposisi bahan organik (Heddy,
2000).
Proses dekomposisi bahan organik
dengan inokulasi EM4 berlangsung secara fermentasi
baik dalam keadaan aerob dan anaerob. Proses
ini akan menghasilkan senyawa-senyawa organik
berupa asam amino, asam laktat, gula, alkohol,
vitamin, protein dan senyawa organik lainnya
yang dapat mengikat ion-ion yang dibutuhkan
oleh tanaman. Ion-ion tersebut berada dalam
keadaan stabil (antioksidan) sehingga mudah diserap
oleh tanaman (Higa dan Wididana, 1996). Untuk
mengatasi masalah pH pada tanah masam biasanya
dilakukan pemberian kapur. Pemanfaatan kapur
yang kemudian disusul dengan pemberian abu
limbah pertanian akan memberikan hasil yang
baik. Suryanto (1996) menyatakan abu
memberikan pengaruh lebih baik daripada kapur
terhadap tanah gambut karena kandungan unsur
P, K, dan unsur mikro lainya. Simatupang
et al. (1998) menambahkan bahwa pemberian abu
sekam dapat mensubsitusi dan mengurangi kebutuhan pupuk K serta dapat meningkatkan hasil padi di lahan pasang surut.
F. Pembuatan
kecap dari air rebusan kedelai
Cara pembuatan pada prinsipnya sama dengan kecap kedelai yaitu empat
tahapan besar perebusan biji kedelai yang telah disortir penjamuran atau
fermentasi , penggaraman dan perebusan akhir.
Air rebusan
kedelai dimasak dengan dibubuhi gula 20% garam, kemudian dtambah bumbu seperti
lengkuas, daun salam, daun saledri, peda asin atau teri asin , kemudan dimasak
hingga hampir setengah, jadi kadar garamnya menjadi 40 %, apabila rasanya ingin
manis tambahkan gula aren sama seperti membuat kecap kedelai. Akan tetapi
gizinya kurang tidak setinggi gizi kecap kedelai, tetapi kalau dibuat dari air
rebusan kedelai ditambah ikan asin sarinya mengandung protein yang lumayan,
apalagi bila sering dijemur dan dibiarkan agak lama. Terjadi proses
fermentasiyang dapat membuat kecap itu menjadi wangi gurih merangsang.
G. Pembuatan lauk pauk dari ampas kecap
Ampas yang di hasilkan dari sisa
penyaringan sebayak 50 kg bisa di buat lauk pauk untuk teman makan, akan tetapi
rasanya sangat asin sehingga perlu dilakukan pengolahan yaitu dengan
perendaman, penambahan bumbu - bumbu kemudian dimasak dengan cara di
goreng atau ditumis. Bisa juga di buat campuran dengan sayur karena dalam
kedelai ini masih mengandung banyak protein.
H. Pembuatan
pakan ternak
Ampas kedelai bisa juga di buat pakan ternak bisa langsung dikasihkan atau
dicampur dengan pakan yang lain
Analisis
perbandingan dengan Teknik Produksi Bersih
Beberapa tahap
produksi dari pembuatan kecap dibandingkan dengan teknik produksi bersih :
a.
Penghematan energi dengan
menggunakan boiler dan ketel uap untuk memperoleh hasil dengan proses yang
lebih efisien. Ketel uap yang digunakan juga telah mengalami modifikasi dengan
menggunakan katub. Penggantian ketel bioler yang tidak efisien, tanpa isolasi
dan tanpa katup pengaman dengan suatu paket boiler dengan efisiensi termal 90%.
b.
Penggunaan energi listrik digunakan
sepanjang hari tanpa memperhatikan usaha penghematan, ini dapat terlihat dari
lampu-lampu di dalam ruang produksi yang dibiarkan hidup di siang hari. Padahal
dapat terlihat bahwa sudah dibangun atap untuk masuknya sinar matahari dalam
pabrik.
c.
Penghematan air melalui penggunaan
ulang air bekas untuk mencuci. Air pencuci botol pengemas kecap digunakan
kembali untuk membersihkan lantai dan juga masuk dalam kolam biologis untuk
mengencerkan limbah cair proses produksi. Penurunan konsumsi air dan biaya
pengolahan air sebesar lebih dari 40% melalui pemakaian ulang air. Sumber air
yang digunakan dari Sumur bawah tanah yang ada di lokasi pabrik.
BAB III
PENUTUP
Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa limbah hasil produksi dapat dimanfaatkan dan dilakukan
pengolahan supaya tidak mencemari lingkungan. Limbah dari hasil produksi
kedelai berupa limbah padat yang berupa ampas dapat dimanfaatkan menjadi pakan
ternak, dapat dijadikan lauk pauk. Sedangkan limbah cairnya berupa air
kotor yang berupa air bekas rendaman dan air rebusan kedelai yang dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik, pembuatan kecap kembal
dari air rebusan. Adapun rendemen yang dihasilkan dari 100 kg kedelai hitam
kering menjadi 800 liter filtrat, air kotor bekas rendaman 499 liter, air
kotor bekas perebusan 200 liter, amaps 50 kg, 10 kg benda asing hasil sortasi (
krikil, batu, tanah, ranting).
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M dan Mita W, Teknologi pengolahan pangan nabati tepat guna. 1991.
Hal 122-125. Jakarta : Akademika Pressindo.
Anonim. 2007. Pengolahan Limbah Industri Pangan. Jakarta: Direktorat
Jendral Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian.
Budi Santoso, Hieronymus. 1994. Kecap Dan Taucu Kedelai. Yogyakarta:
Kanisius.
E.M, Sudigdo. 1983. Kedelai Dijadikan Lebih Bergizi Cetakan Ke Dua.Bandung
: Tarate.
Masyarakat Atas Kelestarian Kualitas Lingkungan Hidup, 1975. 3 hal Cara
pembuatan kecap. Jakarta : Proyek Peningkatan kesadaran.
http://journal-iptek.blogspot.com/2007/04/produksi-kecap-indo-moto.html [diakses
tanggal 7 November 2011 jam 13.00.online].
Soedjarwo, E. Kecap kecipir. Jakarta : PT. Penebar Swadaya, 1982. 16 hal.
Kak di mohon bantuanya mampir ya kak karena disini juga ada kak
BalasHapushttps://b24-fp05p9.bitrix24.com/stream/
.
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri