Template Information

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran - SISTEM PERIODIK UNSUR


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) No 1
Satuan Pendidikan      : SMA Negeri 16 Bandung
Mata Pelajaran            : Kimia
Kelas / Semester          : X/I
Materi                          : Perkembangan Tabel Periodik Unsur
Waktu                         :  2 x 30 Menit (2 Jam Pelajaran)
                                     
I.              Standar Kompetensi
Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia

II.           Kompetensi Dasar
Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik, serta menyadari keteraturannya melalui pemahaman konfigurasi elektron.

III.        Indikator
1.      Menjelaskan tabel periodik menurut Dobereiner, J. Newlands, Mendeleev dan tabel periodik modern
2.      Menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur di dalam tabel periodik
3.      Menjelaskan pengertian golongan dan periode pada tabel periodik modern

IV.        Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat,
1.      Menjelaskan tabel periodik menurut Dobereiner, J. Newlands, Mendeleev dan tabel periodik modern
2.      Menjelaskan dasar pengelompokkan unsur-unsur
3.      Menjelaskan pengertian golongan dan periode pada tabel periodik modern


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - IKATAN KIMIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Ikatan Kimia



Oleh :
Nama               : Moh. Wildan Rahmat B Y
NIM                 : 208204126
Program Studi  : Pendidikan Kimia








RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



A.    Identitas Sekolah
Satuan Pendidikan         : SMA Negeri 16 Bandung
Kelas / Semester             : X / 1
Mata Pelajaran               : Kimia
Materi                             : Ikatan Kimia
Alokasi Waktu               : 2 X 45 menit (1 X  pertemuan)

Standar Kompetensi
1.      Memahami Struktur atom, Sifat-sifat periodik unsur, dan  Ikatan kimia
(Religius, disiplin, rasa ingin tahu, komunikatif, demokratis)

Kompetensi Dasar
 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam serta hubunganya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk.
 (Disiplin, religius, rasa ingin tahu, komunikatif, demokratis)

B.     Indikator
1.      Menjelaskan kestabilan unsur gas mulia.
2.      Menjelaskan  proses pembentukan ikatan ion
(Disiplin, rasa ingin tahu, komunikatif, demokratis)

C.    Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu :
1.    Menjelaskan kestabilan unsur gas mulia.
2.    Menjelaskan  proses pembentukan ikatan ion



‘ENERGI PANAS BUMI DAN PEMBANGKITAN LISTRIK TENAGA PANAS BUMI’

Pendahuluan

Dalam rangka memasuki era industrialisasi maka kebutuhan energi terus meningkat dan untuk mengatasi hal ini perlu dipikirkan penambahan energi melalui pemilihan energi alternatif yang ramah terhadap lingkungan. Salah satu energi altematif tersebut adalah pemanfaatan energi panas bumi yang cukup tersedia di Indonesia. Tulisan ini akan menguraikan secara garis besar tentang kebutuhan energi dan peranan energi panas bumi dalam rangka memenuhi kebutuhan energi serta prospeknya di Indonesia. 

Keberhasilan pembangunan pada PELITA V telah meletakkan dasar-dasar pembangunan industri yang akan dilaksanakan pada PELITA VI dan tahun-tahun berikutnya, ternyata mempunyai konsekwensi dalam hal penyediaan energi listrik untuk dapat menggerakkan kegiatan industri yang dimaksud. Untuk mengatasi kebutuhan energi listrik yang terus meningkat ini, usaha diversifikasi energi mutlak harus dilaksanakan. Salah satu usaha diversifikasi energi ini adalah dengan memikirkan pemanfaatan energi panas bumi sebagai penyedia kebutuhan energi listrik tersebut. Dasar pemikiran ini adalah mengingat cukup tersedianya cadangan energi panas bumi di Indonesia, namun pemanfaatannya masih sangat sedikit. Indonesia sebagai negara vulkanik mempunyai sekitar 217 tempat yang dianggap potensial untuk eksplorasi energi panas bumi. 





KETERAMPILAN GENERIK SAINS


A.    Keterampilan Generik  Sains
Menurut Beny Suprapto (dalam Sunyono, 2009 : 7) bahwa pada dasarnya cara berpikir dan berbuat dalam mempelajari berbagai konsep sains dan menyelesaikan masalah, serta belajar secara teoritis di kelas maupun dalam praktik adalah sama (mengikuti prinsip segitiga pengkajian alam), karena itu ada kompetensi generik. Kompetensi generik adalah kompetensi yang digunakan secara umum dalam berbagai kerja ilmiah. Kompetensi generik diturunkan dari keterampilan proses dengan cara memadukan keterampilan itu dengan komponen-komponen alam yang dipelajari dalam sains yang terdapat pada struktur konsep atau prinsip segitiga pengkajian alam. Karena itu, kompetensi generik lebih mudah dipahami dan dilaksanakan daripada keterampilan proses, serta penilainnya pun lebih mudah. Kompetensi generik kurang berlaku umum dibandingkan dengan keterampilan proses, tetapi lebih berlaku umum dibandingkan dengan kompetensi dasar.
  Keterampilan  generik sains adalah  keterampilan yang dapat digunakan untuk mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan berbagai masalah sains. Dalam satu kegiatan ilmiah, misalnya kegiatan memahami konsep, terdiri dari beberapa kompetensi generik. Kegiatan-kegiatan ilmiah yang berbeda dapat mengendung kompetensi-kompetensi generik yang sama.  Ciri dari pembelajaran sains melalui keterampilan generik sains adalah membekalkan keterampilan generik sains kepada siswa sebagai pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Brotosiswoyo dalam Sunyono 2009 : 8). Menurut liliasari dkk (2007) Keterampilan generik kimia adalah kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan kimia yang dimilikinya.
Menurut Brotosiswoyo (dalam Sunyono : 2009) Kemampuan generik sains dalam pembelajaran IPA dapat dikategorikan menjadi 9 indikator yaitu: (1) pengamatan langsung (direct observation); (2) pengamatan tak langsung (indirect observation) (3) kesadaran tentang skala besaran (sense of scale); (4) bahasa simbolik (symbolic languange); (5) kerangka logika taat-asas (logical self-consistency) dari hukum alam; (6) inferensi logika; (7) hukum sebab akibat (causality); (8) pemodelan matematika (mathematical modeling); (9) membangun konsep (concept formation).
Makna dari setiap keterampilan generik sains tersebut adalah (Liliasari dkk,  2007 : 4)
1.      Pengamatan langsung
Sains merupakan ilmu tentang fenomena dan perilaku sepanjang masih dapat diamati oleh manusia. Hal ini menuntut adanya kemampuan manusia untuk melakukan pengamatan langsung dan mencari keterkaitan-keterkaitan sebab akibat dari pengamatan tersebut.
2.      Pengamatan tak langsung
Dalam pengamatan tak langsung alat indera yang digunakan manusia memiliki keterbatasan. Untuk mengamati keterbataan tersebut manusia melengkapi diri dengan berbagai peralatan. Beberapa gejala alam lain juga terlalu berbahaya jika kontak langsung dengan tubuh manusia seperti arus listrik, dalam mempelajari kimia misalnya diperlukan indikator untuk mengenal sifat yang beracun bila dicicipi langsung oleh manusia, amperemeter untuk mengukur pH larutan, spektrofotometer untuk menentukan rumus zat. Cara ini dikenal dengan pengamatan tak langsung.
3.      Kesadaran tentang skala besaran
Dalam alam banyak ukuran yang tidak sesuai dengan ukuran benda yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya protein ukuran molekulnya sangat besar dan rumus strukturnya kompleks, sebaliknya elektron sangat kecil dan sederhana, waktu paruh zat radioaktif dapat bervariasi misalnya Po-214 hanya 1,6 x 10-4 detik sedangkan U-238 waktu paruh 5 x 109 tahun. Untuk mempelajari hal tersebut maka kesadaran tentang skala besaran.
4.      Bahasa simbolik
Agar terjadi komunikasi dalam kimia diseluruh dunia perlu adanya bahasa simbolik misalnya lambang unsur, arah panah yang menunjukkan persamaan reaksi searah/kesetimbangan, tanda kurung persegi untuk menyatakan konsentrasi, pH dan banyak bahasa simbolik lainnya.
5.      Kerangka logika taat asas
Pada pengamatan gejala alam dalam waktu yang akan panjang akan ditemukan sejumlah hukum-hukum, namun akan ditemukan “keganjilan” secara logika. Untuk menjawab hal tersebut pula digunakan kerangka logika taat asas dengan menemukan suatu teori baru. Misalnya reaksi-reaksi biokimia yang sangat rumit namun dapat berlangsung dalam tubuh makhluk hidup (in-vivo) yang suhunya jauh lebih rendah dibandingkan dengan bila reaksi yang sama berlangsung di luar tubuh makhluk hidup (in-vitro). Jawaban terhadap gejala tersebut adalah enzim sebagai katalis dan berlangsungnya couple reaction.
6.      Inferensi logika
Dalam sains banyak fakta yang tak dapat diamati langsung namun dapat ditemukan melalui inferensi logika dari konsekuensi-konsekuensi logis pemikiran dalam sains. Misalnya suhu nol Kelvin sampai saat ini belum dapat direalisasikan keberadaanya, tetap diyakini bahwa itu benar.
7.      Hukum sebab akibat
Salah satu ciri sains adalah bertolak dari hukum sebab-akibat misalnya apabila konsentrasi pereaksi diperbesar, maka reaksi berlangsung lebih cepat. Pada suatu kesetimbangan kimia akan terjadi pergeseran kesetimbangan apabila diberikan reaksi terhadap kesetimbangan tersebut. Misalnya kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dengan arah penambahan zat, suatu reaksi eksoterm akan berlangsung baik apabila suhu sistem diturunkan. Penjelasan dari gejala ini dapat dijawab berdasarkan hukum sebab-akibat.
8.      Pemodelan matematik
Untuk menjelaskan banyak hubungan dari gejala alam yang diamati diperlukan bantuan pemodelan matematik. Melalui pemodelan tersebut diharapkan dapat diprediksikan dengan tepat bagaimana kecenderungan hubungan ataupun perubahan dari sederetan fenomena alam. Misalnya besarnya tekanan osmotik larutan dapat ditentukan berdasarkan perkalian MRT, pH larutan dapat ditentukan berdasarkan –log[H+] larutan tersebut.

9.      Membangun konsep
Tidak semua gejala alam dapat dipahami dengan bahasa sehari-hari, karena itu diperlukan bahasa dengan termonologi khusus, yang dikenal sebagai konsep. konsep-konsep yang dibangun perlu diuji keterterapannya untuk mengembangkan lebih lanjut. Dalam kimia proses ini disebut membangun konsep.
Di hongkong, Curriculum Development Council mengidentifikasi 9 jenis keterampilan generik yang sangat penting dalam pendidikan (Curiculum Development Council dalam Yeung, 2007 : 4), meliputi
a         Keterampilan kolaboratif
b        Keterampilan komunikasi
c         Kreativitas
d        Keterampilan pemecahan masalah
e         Keterampilan berpikir kritis
f         Keterampilan numerasi
g        Keterampilan teknologi informasi
h        Keterampilan manajemen diri
i          Keterampilan belajar
Liliasari dkk (Sunyono  2009 : 11) mengemukakan bahwa untuk menentukan pengetahuan sains yang perlu dipelajari siswa, pengajar perlu terlebih dahulu melakukan analisis konsep-konsep sains yang ingin dipelajari. Analisis lebih lanjut dilakukan untuk menunjukkan hubungan antara jenis konsep-konsep sains dengan keterampilan generik sains yang dapat dikembangkan Hasil analisis dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
     Tabel. 2.1 Hubungan Jenis Konsep dan Keterampilan Generik Sains

No
Keterampilan Generik Sains
Jenis konsep
1
Pengamatan langsung
Konsep konkret
2
Pengamatan langsung/tak langsung, inferensi logika
Konsep abstrak dengan contoh konkret
3
Pengamatan tak langsung, inferensi logika
Konsep abstrak
4
Kerangka logika taat azas, hukum sebab akibat, inferensi logika
Konsep berdasarkan prinsip
5
Bahasa simbolik, pemodelan matematik
Konsep yang menyatakan simbol
6
Pengamatan langsung/ tak langsung, hukum sebab akibat, kerangka logika taat azas, inferensi logika
Konsep yang menyatakan proses
7
Pengamatan langsung/tak langsung, hukum sebab akibat, kerangka logika taat azas, inferensi logika
Konsep yang menyatakan sifat
(Sunyono, 2009 : 12)
Tabel 2.1 di atas menunjukkan bahwa dalam mempelajari konsep-konsep sains dibekalkan kemampuan berpikir yang komplek. Pada umumnya setiap konsep sains dapat mengembangkan lebih dari satu macam keterampilan generik sains, kecuali konsep konkrit. Jenis konsep ini sangat terbatas jumlahnya dalam sains, karena itu mempelajari konsep sains pada hakekatnya adalah mengembangkan keterampilan berpikir sains, yang merupakan berpikir tingkat tinggi. (Liliasari dkk, 2007)
Menurut Sunyono (2009 : 15) kompetensi-kompetensi generik yang digunakan dalam memahami konsep dan menyelesaikan masalah formal digunakan juga dalam kegiatan melakukan percobaan IPA. Dalam satu proses IPA dapat terdiri dari beberapa kompetensi generik. Contohnya pada proses mengamati akan terdiri dari mengidentifikasi fenomena yang dipermasalahkan, membagi fenomena (jika merupakan fenomena yang kompleks), mengidentifikasi indikator alam, dan mengukur besar parameter yang harus diukur. Kompetensi generik yaitu keterampilan generik yang terintegrasi dengan pengetahuan dan komponen-komponen yang dipelajari, dalam kegiatan percobaan IPA dapat seperti berikut :
a.       Mengidentifikasi objek dan fenomena yang dipermasalahkan
b.      Menyusun objek dan peristiwa (fenomena) yang dipermasalahkan
c.       Mengidentifikasi indikator alam (menentukan konsep-konsep yang berlaku)
d.      Menyusun hipotesis dengan menggunakan konsep-konsep yang berlaku
e.       Menentukan objek dan fenomena atau dan parameter yang harus diamati / diukur.
f.       Mengidentifikasi alat dan bahan.
g.      Menjalankan alat
h.      Mengamati / mengukur parameter pada fenomena yang dipermasalahkan
i.        Mencatat hasil pengamatan/pengukuran dalam suatu format
j.        Membuat model (jika diperlukan)
k.      Membahas fenomena pada percobaan
l.        Menarik kesimpulan dari masalah dan pembahasan.
Objek menurut Darliana (2007:3) adalah  benda atau energi. Objek juga menyebabkan terjadinya kejadian, atau merupakan suatu masalah dalam pengamatan yang dapat menghasilkan peristiwa atau kejadian, contoh objek adalah tabung reaksi, air, dan zat Sedangkan fenomena adalah gejala yang teramati pada objek. Objek dan fenomena yang dipelajari dalam kimia terdiri dari objek (kondisi dan sifat objek), hubungan 2 objek  ( interaksi antara dua objek) , dan peristiwa ( proses atau perubahan yang terjadi pada objek ). Contoh peristiwa adalah sebuah prosedur dari kerja praktikum, dengan demikian objek dan peristiwa adalah suatu fenomena  yang menjadi pusat perhatian dan merupakan sumber munculnya ide-ide dan konsep. Sesuatu yang ada pada objek dan peristiwa  yang teramati  menunjukan prinsip atau teori. Teori merupakan pernyataan yang dikembangkan oleh seseorang menggunakan suatu kaedah sains. Teori berusaha menjelaskan dan memprediksi interaksi diantara konsep dan kejadian. Menurut Darliana (2007 : 5) prinsip  atau teori adalah penjelasan mengenai objek dan peristiwa. Prinsip atau teori disusun berdasarkan gejala-gejala yang terjadi dan teramati pada suatu objek dan peristiwa .
Berikut ini manfaat penggunaan keterampilan generik dalam pembelajaran sains IPA, yaitu :
a.       Kompetensi generik membantu guru mengetahui apa yang harus ditingkatkan pada siswa dan membelajarkan siswa dalam belajar cara belajar.
b.      Pembelajaran dengan memperhatikan kompetensi generik pada siswa, setiap siswa dapat mengatur kecepatan belajarnya sendiri dan guru dapat mengatur kecepatan pembelajarannya untuk setiap siswa.
c.       Miskonsepsi pada siswa dapat terjadi karena kompetensi generiknya lemah, sehingga dengan keterampilan generik ini miskonsepsi pada siswa dapat diminimalisir bahkan dihilangkan.

Contact Us !

konten

Tracking

Custumer Support

Product :

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Pengikut

Cari Blog Ini